Senyum Sehat Semangat

Rabu, 08 April 2015

Pengurus KSPM 2015 Resmi Dilantik

1532132_1419665738333257_8428695830713630901_n-620x330
Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) UIN Walisongo Semarang melaksanakan pelantikan kepengurusan baru masa bakti 2015/2016. Sabtu, (07/03/2015).
Acara yang dilaksanakan di Auditorium I lantai 2 Kampus I UIN Walisongo Semarang ini dihadiri oleh Wakil Dekan III Khoirul Anwar, Heni Yuningrum, serta Saefullah yang juga sebagai pembimbing KSPM.
Pelantikan besar-besaran ini, diselenggarakan untuk memompa semangat anggota KSPM dalam berproses setelah dilantik.
“Pelantikan kali ini, memang sengaja saya buat agak meriah, harapan saya, bisa menjadi pemacu semangat anggota dalam berproses nantinya” tutur Renaldi sebagai ketua terpilih KSPM.
Renaldy juga berharap agar KSPM bisa lebih baik lagi, hal ini dikarenakan, FEBI membuka prodi baru S1 Perbankan Syariah, sehingga itu dianggap sebagai tantangan agar kedepannya KSPM bisa lebih menampakkan eksistensinya di tengah jurusan yang semakin banyak.
“Untuk menyambut Program baru yang akan datang yakni Akuntansi dan S1 Perbankan Syari`ah. Dalam kepengurusannya kedepan nanti, Rinaldy berharap (KSPM) dapat lebih baik lagi, Walaupun sekarang ini sudah bagus, sudah baik dan sudah ada peningkatan.” Tambahnya dengan semangat menggebu. (Mustaghfirin).
Sumber :  http://lpminvest.com/

FEBI Bentuk Dua Lembaga Baru



lpminvest.com- Dalam ranah perekonomian masa kini, manusia dituntut untuk menjadi seorang ekonom yang cerdas dan kreatif, ekonom yang bukan hanya mengandalkan gaji dari pekerjaannya. Sebagai usaha untuk mewujudkan harapan tersebut, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo menggagas dua lembaga baru yaitu Lembaga Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (LPK2) dan Lembaga Riset Ekonomi Islam (LREI). Kamis, (5/3/2015).
”Dimulai sedini mungkin. Agar kami dapat menularkan virus entrepreneur yang berwawasan luas kepada mahasiswa. Hidup itu tidak sekedar menjadi pegawai,” ujar Turmudhi selaku ketua LPK2. Kamis, (5/3/2015).
Dibentuknya LPK2 sendiri dilatarbelakangi oleh kegelisahan para Dosen FEBI dengan para alumni FEBI yang berorientasi sempit, hanya menjadi karyawan maupun pegawai lembaga keuangan saja. Akan lebih berharga jika para alumni bisa menjadi pelaku-pelaku ekonomi. Terutama menjadi pengusaha muslim yang sukses.
Seperti yang dikatakan oleh Turmudhi, bahwa membentuk karakter mahasiswa yang tidak hanya berorientasi mencari pekerjaan merupakan tanggungjawab Fakultas.
”Selain memiliki tujuan dari sudut pandang umum, LPK2 mempunyai tujuan yang dilihat dari sudut agama. FEBI menginginkan alumninya tidak melakukan korupsi, tama’, bahkan mencuri atau segala sesuatu yang bisa menjadikan ‘sampah’ di mata masyarakat dan tidak sesuai dengan ajaran agama.” Tutur Turmudhi ketika ditemui kru Invest.
”Ekonomi Islam mengutamakan kesejahteraan di dunia dan di Akhirat,” Tambahnya.
LPK2 berdiri pada tanggal 25 Agustus 2014 berdasarkan SK Dekan No. In 0606/KP. 07.6/1902/2014. LPK2 sedang dalam proses pengembangan agar bisa menjadi lembaga yang maju dan berhasil merealisasikan visi misinya. Lembaga ini memang belum banyak diketahui oleh mahasiswa FEBI. Namun Fakultas sudah menyusun perencanaan agar tujuan-tujuan LPK2 terwujud. Misalnya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan usaha seperti bazar agar mahasiswa bisa belajar marketting secara langsung.
Wacana LREI
Sementara itu, terkait dengan Lembaga Riset Ekonomi Islam FEBI, ternyata lembaga tersebut belum diresmikan dan masih menjadi wacana.
”Saya belum menerima SK dari pak Dekan, jadi saya belum berani memberikan komentar apapun. Namun LREI ini sudah kami rencanakan sejak lama,” Ujar Saifullah, salah satu penggagas LREI ketika diwawancarai kru Invest.
Pada dasarnya LREI dicetuskan tak lain untuk membangun nalar kritis mahasiswa FEBI, yang tidak hanya melakukan riset sebagai syarat kelulusan sarjana. (Uyun/Niswa­_Invest).
UIN WALISONGO RESMI TAMBAH 2 PRODI BARU
SEMARANG – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo resmi menambah dua program studi baru pada Fakultas Ekonomi Bisnis FEBI). Dua prodi baru tersebut,  S1 Akuntansi Syariah dan S1 Perbankan Syariah sudah resmi dibuka sejak 23 Januari 2015.
Rektor UIN Walisongo Prof Muhibbin menjelaskan, izin operasional dua prodi itu sesuai surat Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor 452 Tahun 2015 tanggal 23 Januari 2015.
“Kami optimistis dua program baru ini akan diminati. Apalagi, tahun lalu program Studi Ekonomi Islam juga banyak peminatnya,” kata dia, Rabu (11/2).
Rencananya, dua program studi tersebutakan membuka seleksi penerimaan mahasiswa baru, SPAN-PTKIN dan UM-PTKIN yang akan dilaksanakan serentak tahun 2015 ini.  Muhibbin berharap, dua prodi itu akan memperkuat program-program studi di lingkungan FEBI UIN Walisongo Semarang. (MS-06)


Profil FEBI UIN Walisongo

Pendahuluan
Pendidikan nasional memiliki tiga dimensi tujuan; (a) pengembangan kepribadian peserta didik, (b) pembinaan peserta didik agar menjadi warga masyarakat dan negara yang baik, (c) penyiapan peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kemampuan dan ketrampilan yang fungsional bagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakatnya. Dua dimensi tujuan yang disebut pertama merupakan tujuan instrinsik dari pendidikan, sedangkan tujuan yang disebut terakhir menunjuk pada dimensi tujuan instrumental, yaitu pendidikan sebagai wahana atau instrumen bagi perbaikan taraf hidup dan peningkatan pembangunan.
Perkembangan ilmu ekonomi yang begitu pesat dan
mengalami update setiap saat masih dirasa belum memadai untuk merespon permasalahan ekonomi yang semakin komplek. Ilmu ekonomi yang bersifat positivistik dapat menganalisa secara cerdas setiap problematika ekonomi. Kemajuan dunia akademis ilmu ekonomi mampu malahirkan para pengamat jitu masalah ekonomi. Tetapi belum mampu membentuk para pelaku ekonomi yang handal yang secara makro dapat menciptakan kesejahteraan. Ini terbukti dengan semakin banyaknya ahli ekonomi, kesejahteran belum dapat dirasakan mayoritas penduduk dunia.
Profil ini menyajikan gambaran umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo sebagai bagian dari dunia perguruan tinggi yang mengemban amanat mencerdaskan kehidupan bangsa di bidang ilmu ekonomi dan bisnis Islam. Profil ini dapat menjadi informasi awal sekaligus bahan kajian untuk koreksi konstruktif dari pihak-pihak terkait bagi pengembangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Walisongo Semarang.
Latar Belakang Terbentuknya FEBIn IAIN Walisongo
Problematika perekonomian rakyat semisal kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan ekonomi yang melebar tak kunjung teratasi. Beberapa tawaran konsep baik teoritis maupun praktis dalam teoriekonomi konvensional yang didominasi paham neoklasikal banyak bermunculan dalam kajian ekonomi. Namun seolah tidak mau kalah, problematika perekonomian semakin rumit dan terus melaju seiring dengan maraknya kajian tersebut. Kondisi demikian menimbulkan semacam keputusasaan terhadap teori ekonomi konvensional yang kapitalistis dengan munculnya pernyataan bahwa teori ekonomi telah mati. Murasa Sarkaniputra memperkuat statemen ini dengan mengungkap berbagai tulisan ahli ekonomi sejak awal 1940-an dimulai oleh Joseph Schumpeter dengan bukunya Capitalism, Socialism and Democracy, disusul generasi berikutnya seperti Daniel Bell dan Irving Kristol dalam The Crisis in Economic Theory, Mahbub Ul Haq dalamthe Poverty Curtain: Choice for the Third World,Michael P Todaro dalamEconomic Development in the Third World, Umar Vadillo dalamThe Ends of Economics: an Islamic Critique of Economicsdan yang lainnya menyebutkan bahwa teori ekonomi telah masuk dalam saat krisis. Pada umumnya harapan akan teori baru ditumpukan pada wacana sistem ekonomi dengan teori baru, dalam hal ini adalah khazanah ekonomi Islam.
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang memiliki kewajiban moral didaktif untuk menawarkan sistem ekonomi syari’ah (Islam) sebagai pilar ekonomi Indonesia Baru menggantikan sistem ekonomi konvensional yang telah gagal membangun perekonomian Indonesia. Kewajiban untuk menawarkan sistem Ekonomi dan Bisnis Islam yang tidak hanya sebatas pada konsepsi akan tetapi lebih dari itu hingga pada implementasi mengupayakan ketersediaan sumber daya manusia yang mampu menerjemahkan syari’ah kedalam relung – relung perniagaan sistem ekonomi masyarakat.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang berdiri pada tanggal 13 Desember 2013, diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Dr. Suryadharma Ali.
Berdirinya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dilatarbelakangi beberapa pertimbangan sebagai berikut:
  1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam adalah jalur pendidikan yang aplikatif dan sangat strategis untuk memenuhi kebutuhan bidang ekonomi khususnya sektor perbankan Nasioanl serta memenuhi tantangan perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat modern saat ini dan akan datang.
  2. Banyaknya bank-bank konvensional yang membuka layanan syariah, disamping tentu telah banyaknya lahir bank-bank syariah baru. Saat ini tercatat beberapa bank umum yang telah membuka pelayanan syari’ah yakni Bank IFI, Bank Syari’ah Danamon, BRI Syari’ah, BCA Syari’ah, dan lain-lain. Dan tentunya semakin semaraknya masyarakat mendirikan Bank Perkreditan Syari’ah (BPRS) dan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) menjadi bukti bahwa sistem perbankan syari’ah mulai diterima dan bahkan akan menjadi sistem perbankan alternatif. Hal itu menunjukkan bahwa akan terus banyak dibutuhkan dan diperlukan tenaga-tenaga profesional perbankan syari’ah pada saat ini maupun akan datang.
  3. Banyaknya lulusan Madrasah Aliyah maupun SMU yang lebih memilih kuliah ke perguruan tinggi umum hanya dikarenakan program studi perguruan tinggi umum terlihat lebih prospektif, lebih marketable dan menjanjikan bidang lapangan kerja yang lebih luas. Padahal baik lulusan MA ataupun SMU merupakan basic-source calon mahasiswa. Oleh karenanya diperlukan terobosan pembukaan program studi baru di lingkungan Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang yang lebih aplikatif dan ditunjang dengan jaringan pengelolaan dan pemagangan yang profesional.
  4. Keberadaan tenaga ahli ekonomi dan perbankan Syari’ah semakin diperlukan. Hal tersebut terlihat dari semakin banyaknya bank-bank umum konvensional yang membuka pelayanan syari’ah.
  5. IAIN Walisongo terletak di wilayah sentra ekonomi dan kawasan industri yang banyak dikelilingi berbagai jenis industri, unit usaha serta berbagai lembaga keuangan. Wilayah ini sangat kondusif bagi kegiatan akademis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Didirikannya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Walisongo menjadi semacam simbiosis mutualisme antara dunia pendidikan dengan dunia usaha.
Sedangkan Peran pokok Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang  yang lain terkait dengan pembangunan perekonomian nasional antara lain yaitu:
Pertama, luasnya sektor lapangan kerja lulusan di sektor Ekonomi dan Bisnis Islam yang sedang tumbuh secara dinamis dari tahun ke tahun.
Kedua, Fakultas ini secara aktif memberikan masukan kepada penyusun regulasi keuangan syariah terutama tentang perlunya muatan etika dan kaidah-kaidah keislaman.
Ketiga, keberadaan fakultas ini dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja di dunia keuangan syariah yang berkarakter dan berbudi tinggi dengan mempertahankan ruh keislaman dan keilmuwan yang memadai. Lulusan fakultas ini mampu menjawab permasalahan di lapangan secara konkret karena memiliki dasar keislaman yang kental sehingga menjadi pembeda utama dibanding kompetitor lainnya. Karakter keislaman tidak hanya dimunculkan pada konten keislaman pada mata kuliah yang diajarkan tetapi didukung dengan mata kuliah keislaman secara khusus. Hal ini dipertegas dengan mata kuliah aplikatif yakni menunjukkan dan mengembangkan keilmuwan manajerial dengan ditopang seutuhnya nilai-nilai keislaman di kondisi riil di masyarakat.